NGELUH KOK DINIATKAN
Pengeluh yang sengaja diniatkan dalam hatinya yang terdalam.
Kondisi yang nggak membuatnya nyaman pada dirinya, membuat dirinya mengeluh sepanjang kondisi itu belum berpindah daripada dirinya. Biar orang lain tahu kondisi yang dialaminya itu maka ia niatkan untuk mengabari yang lain agar mereka tahu kondisi yang sedang ia alami saat itu.
Biar sama-sama tahu, dia tahu rasa dan yang lainnya tahu kalau ia begitu menderitanya. Hiks hiks hiks... (3x) syediiih frown emotikon Sampai-sampai hanya bisa menggunakan jempolnya untuk ngetik status di medsos.
Apa efeknya kalau kita mengeluh di medsos?
Pertama kita akan dicap orang yang lemah yang kurang perhatian dari orang sekitar kita, seperti hidup di hutan yang berteman hewan liar tapi di sana hanya ada sinyal modem.
By the way yang jual pulsanya si Gajah yah? :D Yang kedua kita dicap sebagai pesimistis yang muntlak. Kenapa harus mutlak? Karena di dunia maya saja sudah berputus asa, apalagi di dunia nyata yang sebenarnya.
Apakah yakin ia bisa diandalkan untuk di depan jadi pemimpin? Jadi imam yang baik? Mikir-mikir dulu deh.
Buang jauh-jauh deh kata ngeluh tsb. Bisa jadi orang lain respect terhadap kita, tapi bisa jadi juga itu boomerang buat kita. Kita akan dilemahkan tersistematis, karena secara tidak langsung orang lain sudah tahu kelemahan kita.
Mau perang kok pedangnya sudah tercuri? Mau maju kok ngeluh dulu? Nggak ada kaya gitu lagi gais.
Mengeluh hanya akan menambah efek negatif pada diri karena yang dibagikan adalah perihal negatif maka kembalinya pula dalam bentuk negatif. Kan negatif ketemu negatif bisa jadi positif? Iya itu kan matematis yang berlogika.
Apakah keluhan itu berlogika atau cuma perasaan/ prasangka? Kalau logika, maka nggak akan ada kenegatifan yang dibagikan secara massive seperti itu, karena yang lain bisa ikut-ikutan negatif pula.
Coba yang dishare adalah perihal yang positif yang ada kebermanfaatannya yang ada kebaikannya. Apa nggak bakal balik tuh kebaikan pada diri kita? Inget rumus boomerang, ia kembali pada sang tuannya.
Kalau saya sudah hobi mengeluh terus mau diapain lagi?
Ya usahakan diganti dong dengan yang baik. Baju kotor sedikit saja nggak nyaman dipakai, apalagi ini sudah kotor diperlihatkan pula pada khalayak ramai. Nah, gimana sejauh ini sudah ada niatan untuk mengurangi dan menghilangkan kata keluh kesah resah bimbang bin galau melow?
Mengeluh boleh, asal nggak perlu dishare seperti itu. Yang tahu hanya Allah SWT dan orang terdekat saja, siapa sih selain Dia yang membukakan pintu kemudahan? Siapa sih selain ortu yang selalu mendoakan kebaikan untuk anaknya? Nggak ada kan.
Apakah temen kita di medsos dapat memberi jalan keluar? Ya kadang ngetawain dan kadang kasih masukan. Ujung-ujungnya kita nggak percaya dan tambah bingung sendiri :D jadi mengeluh adalah perihal yang tak perlu dibagi tapi cobalah direnungi dan dicari untuk mengakhirinya. SemagArt selalu gais :)
0 komentar