AMALAN TERHAPUS GARA-GARA UPDATE STATUS
Perbuatan baik seseorang nggak akan pernah tahu hatinya (niat). Kalau perbuatan buruk atau jahat seseorang sudah dapat dipastikan niatnya juga buruk.
Ini yang kita nggak pernah sadari, amalan baik yang kita lakukan adalah untuk mendapatkan pujian dari manusia atau untuk Allah SWT, Dzat Yang Maha Tahu.
Ia akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Jika ia berniat ingin dipuji orang lain, maka Allah takkan memberinya pahala kebaikan karena ia sudah mendapatkan apa yang ia niatkan itu.
Jika ia berniat hanya untuk Allah, maka Allah akan memberinya ganjaran pahala atas amalan baik yang ia kerjakan.
Jadi semua kebaikan tergantung niatnya? Ya seratus buat Anda.
Bagaimana kalau niatnya untuk kebaikan yang lain juga?
Seseorang pergi ke pengajian bukan berniat mendapatkan ilmu, tapi ia berniat untuk mendapatkan jodoh (misalnya). Maka ia akan mendapatkan apa yang ia niatkan itu.
Apakah ada pahala yang diberikan untuk orang tsb karena telah menghadiri pengajian? hanya Allah Yang Maha Adil.
Seseorang yang mengaji agar dipuji oleh orang lain karena suaranya merdu, maka ia mendapatkan pujian yang ia niatkan itu. Seseorang yang rajin ke masjid agar disebut anak sholeh/ah, maka ia mendapatkan apa yang ia bangga-banggakan itu.
"Alhamdulillah, sudah shalat Dhuha 100 rakaat".
Apakah status di atas termasuk bersyukur atau pamer/riya atau ingin dipuji atau apalah itu. Yang jelas kita nggak tahu apa niatan orang tsb, hanya Allah Yang Maha Tahu.
Ada ciri orang yang berbuat baik karena Allah SWT semata yaitu jika yang berbuat baik tangan kanan maka tangan kiri nggak perlu tahu.
Apa maksudnya? Jika sudah melakukan kebaikan maka nggak perlu koar-koar agar orang lain tahu kita sudah berbuat baik. Jelas ini niatnya pamer untuk mendapatkan pujian, bukan karena Allah.
Maka ia akan mendapatkan pujian yang banyak bukan pahala yang banyak. Lain halnya dengan niatan sedekah lalu diumumkan kepada orang lain agar yang lain ikut bersedekah pula.
Niatnya ngajak orang lain untuk berbuat baik pula. Maka ia akan mendapatkan kebaikan yang ia kerjakan.
"Alhamdulillah saya sudah shalat 1/3 malam 100 rakaat, yang lain mah pasti lagi enak-enaknya tidur waya gini mah, dasar tukang tidur".
Nah, status kaya gini lebih parah lagi. Yang pertama ada indikasi pamer/riya. Yang kedua mengejek orang lain.
Ia mendapat apa yang ia niatkan dan plus dosa karena ia telah mengejek yang sedang tidur.
Harusnya didoakan agar orang lain juga dapat bangun dan mengerjakan shalat malam tsb bukan malah mengejeknya. Yang lebih utama perbaiki dulu niatnya.
Jangan pamer/riya ingin dipuji selain hanya untuk Allah. Maka Allah akan memberi kebaikan yang banyak.
Setiap amalan kecil atau besar ataupun sedikit atau banyak pasti diperhitungkan. Apalah arti amalan besar/banyak jika hanya untuk pamer dan ingin dipuji orang lain, jika dibandingkan dengan amalan kecil/sedikit yang ia niatkan hanya Allah.
Semuanya sudah diperhitungkan berdasarkan niat yang ia tanamkan dalam hatinya. Maka berhati-hatilah mengerjakan suatu amalan atau kebaikan siapa tahu yang mengisi niat itu adalah syetan belaka.
0 komentar